|
Logo Detikcom |
Jurnalisme Online merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Bandung. Dosen kami, Pak
Romel ‘Tea’ menugaskan kami untuk melakukan observasi atau kunjungan redaksi (visit media online). Jauh sebelum itu, Pak Romel telah menugaskan kami untuk membuat kelompok yang selanjutnya diharapkan bisa membuat portal berita kelompok.
Di kelas 6C, kami dibagi menjadi 6 kelompok. Saya satu kelompok dengan 5 orang lain; Maulana, Shendy, Nanda, Norma, dan Nurma. Kami sepakat memberi nama kelompok kami dengan tim
‘Creative Journal.’
Setelah melalui pembagian acak di kelas, tim kami mendapat bagian kunjungan ke salah satu redaksi media online ternama di Kota Bandung, yaitu DetikBandung. Kami pun segera mengurus surat kunjungan dan melakukan kunjungan sebelum batas waktu yang ditentukan Pak Romel.
Sambutan dari redaksi DetikBandung cukup baik, meskipun terdapat beberapa hambatan eksternal, sehingga kami harus melakukan kunjungan ulang sebanyak 2 kali. Namun itu tak menyurutkan semangat kami.
Saya dan ke-5 orang teman saya melakukan kunjungan ke redaksi media online DetikBandung yang berada di Jl. Lombok No. 33, pada 14 & 16 April 2015 lalu. Setelah melalui proses yang panjang, Alhamdulillah, akhirnya saya dapat mengerti bagaimana cara atau proses produksi berita online di media online Detik.
Umumnya, proses ini sama dengan proses produksi di media lain. Terbagi menjadi 3 tahap, yaitu pra liputan, liputan, dan pasca liputan.
Pada tahap pra liputan, reporter dituntut untuk memahami materi liputan yang diberikan oleh koordinator liputan atau setidaknya berkoordinasi dengan koordinator liputan mengenai materi atau isu yang akan diliput. Jika akan melakukan wawancara dengan narasumber, reporter harus membuat janji terlebih dahulu, dan menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan.
Selanjutnya adalah tahap liputan. Reporter diwajibkan untuk mencari data-data kongkrit mengenai isu yang diliput dengan metode 5W+1H (who, what, where, when, why, how). Reporter juga harus mampu membuat naskah berita langsung dari tempat kejadian dan mengirimnya langsung ke koordinator liputan melalui alat komunikasi seperti handphone, maka alat ini menjadi alat yang sangat diperlukan bagi reporter media online. Sementara naskah berita yang sifatnya non-urgensi atau tidak harus dibuat di lapangan, bisa dibawa ke kantor redaksi.
Tahap pasca liputan adalah tahap akhir dari proses produksi berita online. Dalam tahap ini, biasanya reporter menyerahkan naskah berita kepada produser untuk dikoreksi, dan naskah yang telah dikoreksi akan di edit oleh reporter itu sendiri. Setelah itu, reporter dan editor akan berkoordinasi untuk menentukan gambar-gambar yang dibutuhkan, agar menarik minat dan dapat dipercaya oleh para pembacanya.
ADS HERE !!!